MALILIPOS.COM – Ikatan Pelajar Mahasiswa Luwu Timur (IPMALUTIM) Komisariat Kalaena sukses menggelar Dialog Keperempuanan yang bertempat di ROA Cafe, Jl. Inspeksi Pam, Kamis (05/03/2020) dengan tema Refleksi Gerakan Emansipasi Perempuan di Era Milenial.
Kegiatan tersebut menghadirkan 3 narasumber, yaitu Hikmah Marwaindah dari IPMALUTIM Komisariat Angkona, Andini dari Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Makassar, dan Febi Melindah dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Pemateri sepakat bahwa perempuan bukan hanya dijadikan sebagai pegawai domestik seperti mengurus rumah tangga dan bekerja didapur melainkan perempuan juga mempunyai peran penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Suasana dialog keperempuanan kali ini cukup aktif. Hal ini terlihat dari adanya 7 orang penanya dan terjadinya sanggahan ataupun tanggapan antara narasumber dan audiens.
Dalam pemaparannya, Andini, pemateri dari Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Makassar mengatakan bahwa jika perempuan dijadikan sebagai objek seks, maka ia tidak akan punya tempat aman di dunia.
“Perempuan punya hak dan otoriter terhadap dirinya,” kata Andini.
Sementara itu, pemateri lainnya Hikmah Marwaindah yang juga adalah pengurus IPMALUTIM Komisariat Kalaena menjelaskan bahwa perempuan sebenarnya tidak akan menuntu haknya jika hak-hak tersebut tidak diambil.
Hal senada juga disampaikan oleh Febi Melindah M.R. Menurutnya, sosok R. A. Kartini mengusung gerakan emansipasi dimana peran laki-laki dan perempuan adalah sama dan sederajat. [pr/op]