Oleh: dr. Idrianti Idrus Sp.KK
Disclaimer: Terapi ini masih dalam penelitian jadi belum bisa dikatakan kalau ini adalah obat COVID-19.
Setelah divonis positif COVID-19, Bapak langsung masuk ke ruang isolasi RS Unhas ditemani dengan belahan hatinya Ibu saya. Banyak orang orang baik memberikan suplemen, kurma ajwa, madu herbal dan jamu racikan seorang dokter, termasuk adik-adik bapak yang langsung ke Makassar membawakan suplemen.
Hari kedua atau hari ketiga Bapak di ruang isolasi, saya ditelepon oleh sahabat beliau dr. Murni Sp.B dan menyarankan agar Bapak diberikan minyak kayu putih.
FYI, ibu saya memang pecinta minyak kayu putih dan minyak tawon sedari dulu, dan rajin menggosokan minyak minyak ini di tubuhnya. Bapakpun sangat suka dengan minyak kayu putih karena pengalamannya saat kecil selalu dibalur minyak kayu putih. Jadi masuk di kamar isolasi pun persediaan minyak kayu putih sudah ada.
Singkat cerita Bapak dan Mama memang sudah memakai minyak kayu putih dan memang merasakan dadanya makin plong dan lega.
Alhamdulillah setelah swab ketiga dan keempat Bapak negatif, bisa keluar RS dan akhirnya banyak yang telepon ke Bapak, termasuk salah satu pejabat pusat yang kenal sangat dekat dan ketika itu hasil rapid-test beliau adalah positif. Karena teman, Bapak beritahukan tentang semua pengobatan dan suplemen yang Bapak pakai, termasuk minyak kayu putih ini.
Saya sempat kesal karena semua suplemennya ini belum tentu bisa menyembuhkan COVID-19, tetapi banyak yang memanfaatkan situasi dan mengklaim kalau ini suplemen tersebut adalah obat COVID-19.
Karena kami akademisi jadi tentunya harus melakukan beberapa penelitian tertentu untuk mendapatkan suatu terapi and its a long journey. Akhirnya Bapak membentuk tim di awal bulan April 2020 untuk meneliti efek minyak kayu putih ini, karena bagi Bapak sangat masuk akal kalau minyak kayu putih bisa menghambat replikasi virus.
Bapak pun melakukan sedikit literature review dan mendapat beberapa jurnal pendukung kalau minyak kayu putih ini, ternyata manfaatnya sangat banyak. Selain mempunyai efek sebagai antibakteri, anti jamur, ternyata juga bisa menginaktivasi airborne virus. 1,8-cineol yang merupakan zat aktif minyak kayu putih bisa sebagai anti-inflamasi dan kandungan eucalyptus-nya berfungsi sebagai ekspektoran, mukolitik dan decongestan.
Dan ketika kita melakukan pertemuan melalui Zoom dengan anggota Tim Peneliti yang diketuai oleh Prof. Elly dari Farmasi, maka kami mendapatkan lagi tambahan beberapa jurnal pendukung bahwa Eucalyptus bisa bertindak sebagai anti virus. (Untuk metode pemberian kami masih pelajari untuk dosis pemberian, jadi sebaiknya tulisan ini di jadikan sekedar pengetahuan saja).
Nah, penelitian kamipun berjalan sejak itu. Tim kami ini adalah gabungan para dosen Unhas yang berada di Makassar, Inggris, Jepang dan Korea Selatan. Semoga dengan penelitian ini bisa menghasikan sesuatu yang berguna untuk para psien COVID-19.
10 April 2020 (via FB)