MALILIPOS – Ikatan Pelajar Mahasiswa Luwu Timur (IPMALUTIM) Komisariat Kalaena sukses menyelenggarakan program “Go To School” yang berlangsung di SMAN 9 Luwu Timur, Senin (20/1/2025).
Kegiatan ini menyasar siswa kelas 12 dan bertujuan untuk membangkitkan minat melanjutkan pendidikan tinggi di kalangan siswa, yang belakangan ini menunjukkan penurunan.
Program ini dimulai dengan seminar bertema “Analisa Fenomena Penurunan Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan Tinggi serta Tantangan Era Kecerdasan Buatan di Masa Depan“, dihadiri oleh dua pembicara utama, Sekretaris Dinas Pendidikan Luwu Timur, Darmawan, SE.,MM, dan mantan Ketua Umum IPMALUTIM Komisariat Kalaena, Andi Syahrul, S.T.
Darmawan menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama penurunan minat untuk kuliah adalah tingginya biaya pendidikan dan ketidakpastian prospek pekerjaan setelah lulus.
Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menjaga kualitas pendidikan meski di tengah berbagai tantangan.
Andi Syahrul, dalam sesi pemaparannya, membagikan pengalamannya yang mengungkapkan bagaimana dunia kampus mampu mengubah hidup dan membuka peluang karier.
Ia juga menanggapi pandangan negatif mengenai lulusan perguruan tinggi yang menganggur, dengan menegaskan bahwa tidak semua lulusan sarjana mengalami hal tersebut.
“Tidak adil jika kita menyamakan semua lulusan sarjana dengan yang menganggur. Itu adalah pernyataan yang tidak valid,” tegas Andi.
Selain seminar, kegiatan ini juga diisi dengan sosialisasi tentang dunia kampus, cara memilih jurusan yang tepat, serta informasi terkait beasiswa Pemda Luwu Timur.
IPMALUTIM juga memperkenalkan organisasi mereka, yang bertujuan untuk memberikan wadah bagi siswa agar bisa berkembang melalui aktivitas organisasi.
Firdayanti, Ketua Umum IPMALUTIM Komisariat Kalaena, berharap kegiatan ini dapat memberi semangat kepada siswa yang belum berniat melanjutkan pendidikan tinggi.
“Semoga seminar ini memberikan pemahaman dan memotivasi mereka untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” ujarnya.
Kegiatan ini turut mengundang siswa dari sekolah-sekolah terdekat yang selama ini kesulitan mengakses kegiatan serupa, mengingat keterbatasan fasilitas di daerah pelosok.
Dengan demikian, program ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak siswa dan membuka peluang pendidikan yang lebih luas. (*)