MALILI — Pemerintah Kabupaten Luwu Timur terus memperkuat sinergi lintas sektor dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang sehat. Melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M), Dinas Kesehatan menggandeng Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan untuk membekali para guru SMP dan SMA/sederajat se-Kabupaten Luwu Timur tentang penerapan program kesehatan di sekolah.
Kegiatan yang dipusatkan di Aula Wisma Trans Malili ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur, dr. Adnan D. Kasim, didampingi Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII, Drs. Ismail, M.Ed. Turut hadir sebagai narasumber, Widyaprada Ahli Madya dari Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan Sulsel, Nur Aulia Hafid, S.Pd., M.M., serta Fitriyani, SKM dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel.
Dalam sambutannya, dr. Adnan menekankan pentingnya UKS/M sebagai landasan utama pembentukan karakter dan kebiasaan hidup sehat bagi peserta didik. Menurutnya, program ini bukan hanya soal pelayanan kesehatan, tetapi juga bagian dari proses pendidikan yang mampu meningkatkan kualitas belajar siswa.
“Sekolah yang sehat akan melahirkan generasi yang kuat, cerdas, dan berdaya saing. Melalui pendekatan terpadu, kita dapat membina budaya hidup sehat sejak dini,” ujar dr. Adnan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Bimtek ini bertujuan menyelaraskan pemahaman guru terhadap konsep Trias UKS—pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat—dengan standar Stratifikasi UKS/M yang juga mendukung Gerakan Sekolah Sehat (GSS) secara nasional.
“Dengan adanya pedoman penilaian UKS/M, sekolah dapat lebih mudah mengevaluasi dan meningkatkan mutu pelaksanaan program UKS, serta melibatkan seluruh elemen sekolah secara aktif,” tambahnya.
Tak hanya itu, dr. Adnan juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam keberhasilan UKS/M. Ia berharap keterlibatan berbagai pihak, mulai dari tenaga pendidik hingga komite sekolah, dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang benar-benar sehat dan berkelanjutan.
“Kita butuh komitmen kolektif. UKS bukan hanya urusan dinas kesehatan, tetapi tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya.
Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan guru UKS dari SMP, SMA/sederajat, hingga pondok pesantren, yang selama ini menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan program UKS/M di satuan pendidikan. (ech)