Makassar, MALILIPOS – Acara Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) oleh Bidang Pemberdayaan Perempuan Kerukunan Keluarga Luwu Timur (KKLT) sukses terlaksana, Sabtu (21/12/2024).
Bertempat di Baruga Anging Mammiri Rujab Wali Kota Makassar Jalan HIA Saleh Dg Tompo, tak kurang dari seratusan peserta yang didominasi kalangan perempuan hadir mengikuti kegiatan hingga selesai.
Acara diawali laporan Ketua Panitia Ir Hj Helmy Yulianti Kasim, dilanjutkan sambutan Ketua KKLT yang diwakili oleh Wakil Ketua Dr Syarifuddin M. Parenreng. Usai itu, Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Sulawesi Selatan, Ir. Hasbi Syamsu Ali juga didaulat memberikan sambutan.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Makassar yang diwakilkan oleh Kabid Perlindungan Khusus Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Makassar, Dra. Hj. Sulfiani Karim.
Tampil sebagai narasumber utama adalah Andi Fauziah Erwin, advokat yang selama ini kerap mendampingi korban kekerasan yang menimpa kalangan anak maupun kaum perempuan.
Uci, sapaannya, adalah juga Wija to Luwu yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi Informasi (KI) Provinsi Sulawesi Selatan.
Sosoknya yang berpengalaman dan komunikatif membuat pemaparan materi seputar KBGO berhasil menarik perhatian dan memancing partisipasi peserta untuk bertanya dan berdiskusi hingga akhir acara.
Untuk diketahui, Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) merupakan isu yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia, termasuk di Makassar. Apalagi, dunia digital kini menjadi halnyang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Menurut laporan SAFEnet, pada kuartal pertama tahun 2024, terdapat 480 aduan terkait KBGO di Indonesia, dengan 137 kasus di antaranya disebabkan oleh masalah personal.
Di Sulawesi Selatan, data dari LBH Makassar menunjukkan bahwa pada tahun 2022, terdapat 89 kasus pelanggaran HAM dengan korban perempuan, menjadikan pelanggaran berbasis gender sebagai yang terbanyak di wilayah tersebut.
Meskipun data spesifik mengenai KBGO di Makassar masih cukup terbatas, peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah ini menunjukkan perlunya perhatian serius terhadap isu tersebut.
“Kasus-kasus KGBO yang tercatat sesungguhnya hanya seperti fenomena gunung es. Sebenarnya banyak sekali kasus yang terjadi tetapi karena sejumlah alasan, para korban enggan melaporkannya,” kata Uci.
Untuk mengatasi KBGO, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi digital, menjaga privasi online, dan melaporkan setiap tindakan kekerasan yang dialami.
“Semua pihak harus mengambil peran untuk mengatasi masalah ini. Potensi terjadinya KBGO sangat besar dan terus meningkat. Karena itu, jangan sampai kita lengah dan jadi korban. Jagai anak ta’ Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian,” seru Uci dalam presentasinya.
Acara yang berlangsung selama sekitar empat jam itu ditutup dengan sesi diskusi dan tanya-jawab yang diikuti dengan sangat antusias oleh seluruh peserta.
Sejumlah perwakilan organisasi hadir di acara ini. Diantaranya dari pengurus KKLR Kabupaten Luwu, Kota Palopo dan Kabupaten Luwu Utara, Majelis Daerah Forum Alumni Kohati (FORHATI) Kota Makassar, Majelis Wilayah FORHATI Sulawesi Selatan, Forum Kajian Cinta Alquran (FKCA) Makassar, dan mahasiswa dari Ikatan Pelajar Mahasiswa Luwu Timur atau IPMALUTIM. (*)