Luwu Timur, MALILIPOS – Angka kemiskinan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), di Kabupaten Luwu Timur tercatat meningkat 0,94 persen, yakni dari 4,48 persen di tahun 2022 menjadi 5,42 persen di tahun 2023.
Begitupun dengan angka penduduk miskin yang ikut bertambah, dari 6,81% di tahun 2022 menjadi 6,93% di 2023.
Hal ini menjadi perhatian Pakar Ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Marsuki DEA. mengingat,
Kabupaten Luwu Timur merupakan daerah yang dikenal memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena memiliki potensi pertambangan.
“Ini mengindikasikan bahwa tampaknya sektor penggalian dan pertambangan belum mampu menyerap tenaga kerja lokal penduduk sesuai tingkat produktivitasnya yang tinggi. Artinya, inilah titik kritis yang ke depan harus menjadi pemikiran Pemda Lutim untuk dicarikan solusinya secara berencana,” kata Prof Marsuki, Kamis, (20/06/24).
Marsuki menjelaskan, pertumbuhan ekonomi semestinya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan penduduk lokal.
Menurutnya, warga lokal mesti lebih terserap dunia kerja dan bukan justru menjadi pengangguran di tengah pertumbuhan ekonomi yang baik.
“Karena secara konseptual, setiap terjadi pertumbuhan ekonomi 1 persen maka seharusnya dapat menyerap tenaga kerja 0,83 persen. Semoga ke depan kejadian ini menjadi pelajaran untuk menyiapkan strategi pembangunan yang memihak kepada kepentingan masyarakat kebanyakan Kabupaten Lutim,” pungkas Marsuki.