Oleh: dr. Asyikun Nasyid Room, M. Kes, Sp.An
(Wija to Luwu, Dokter Anestesi RSUD Padjonga Dg. Ngalle Takalar)
Sebenarnya sudah tidak relevan lagi memperdebatkan apakah Covid-19 itu nyata atau tidak, berbahaya atau tidak. Karena kenyataan sudah berbicara sejelas matahari.
Hampir seluruh negara mengumumkan pertumbuhan ekonomi minus. Sebagian negara bahkan sudah mendeklarasikan resesi.
Harga emas naik karena ancaman resesi membuat kebanyakan orang memilih memegang emas untuk mengamankan harta dari inflasi.
Ibadah haji dilakukan dengan jumlah jamaah yang paling sedikit yang pernah disaksikan di era modern. Hingga hari ini sudah dua puluhan juta orang terpapar, ratusan ribu di antaranya meregang nyawa.
Sangat naif (kalau tidak mau dibilang bodoh) jika masih beranggapan negara-negara dan jutaan orang sedunia mau menderita hanya untuk menipu orang lain.
Hal yang perlu disadari sekarang adalah, Covid-19 ini bukan hanya masalah kesehatan, masalahnya orang yang terpapar dan masalahnya pihak2 yang bertugas merawat mereka.
Harus diakui bahwa kebanyakan orang saat ini tidak peduli lagi untuk misalnya memakai masker di ruang publik, karena mindset seperti itu. Selama dia atau keluarganya belum terpapar, Covid-19 itu bukan masalahnya.
Kalau di Saudi ada hashtag #كلنا_مسؤول (kita semua bertanggungjawab), itu tujuannya untuk membangkitkan kesadaran warga negara bahwa Covid ini masalah bersama.
Harusnya kita juga seperti itu. Terlebih lagi orang-orang yang mengaku pecinta dan penuntut ilmu agama, harusnya menjadi contoh untuk turut bertanggungjawab mencegah penularan Covid ini.
Para ustadz yang terkenal keilmuan dan komitmennya kepada agama dan umat, sudah memberi contoh. Bagaimana dengan kita?